25 October 2016

PEMETAAN

Cara membuat Laporan Peta Pita :
Pada halaman pertama kertas laporan, cantumkan :
1. Kepada siapa laporan ditujukan
2. Siapa yang membuat laporan (identitas yang lengkap)
3. Keterangan / data laporan seperti tanggal pembuatan,cuaca dan sebagainya.

Pada halaman berikutnya, dibuat peta-pita dengan :
1. Halaman menjadi 7 ruang / kolom, untuk :
   · Nomor
   · Waktu Perjalanan
   · Laporan Perjalanan (ditulis dari bawah)
   · Jarak yang ditempuh (dalam m)
   · Arah (jurusan 3 angka / kompas)
   · Gambar peta-pita(untuk bagian sisi kanan dan kiri jalan)
   · Menulis keterangan-keterangan.
2. Menulis laporan dibuat dari bawah ke atas
3. Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai tanda kita berubah / berganti
    arah.
4. Gambar-gambar (tanda-tanda medan) diambil dari tanda-tanda peta Topografi
5. Jika ada hal-hal penting/ bangunan bersejarah yang menarik kita dapat menggambarnya
    di dalam kertas khusus/ halaman lain.
6. Menghitung jarak dapat menggunakan tongkat atau langkah kaki atau taksiran kita.

Peta Lokasi
Peta lokasi adalah peta yang menunjukan lokasi / letak suatu daerah / medan / bangunan dan lain-lainnya. Peta tersebut harus dibuat sedemikian rupa,sehingga yang terletak di atas adalah arah yang biasanya ditetapkan dengan tanda panah (menunjuk arah utara)

Peta Perjalanan
Peta perjalanan hampir sama dengan peta pita, tetapi dibuat dalam bentuk yang lain. Pengerjaannya dan cara-caranya tidak jauh berbeda dengan cara-cara pengerjaan laporan peta pita.

Keterangan :
1. Jarak pada perjalanan diskalakan.
2. Titik sasaran harus ditetapkan sebelum bergerak
3. Mulailah membuat peta perjalanan di tengah kertas, dan tandailah tempat permulaan
    dengan huruf A.kemudian ke tempat kedua B, dst.
4. Hitung (taksir) jarak yang ditempuh dan rubahlahke dalam skala.
5. Cantumkan tanda-tanda peta topografi.
6. Arah utara selalu di atas.



TEKNIK MENAKSIR

Menaksir itu adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu. Kemudian disebut toleransi) sudah dianggap baik/benar.

MENAKSIR LEBAR SUNGAI
Dengan cara perbandingan
1.     Tetapkan titik A diseberang sungai (pohon/batu)
2.     Jadikan tempat kita berdiri (titk B)
3.     Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sejauh 10m, itu titik C
4.     Dari titik C jalan terus sejauh 5m (setengah dari jarak BC) dan itu adalah titik D.
5.     Dari titik D tersebut kita jalan menjauhi sungai kearah E,dengan pandangan melihat ke samping Berhentilah jika sudah melihat titik C dan titik A tepat satu garis.
6.     Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2XDE

MENAKSIR TINGGI 
a.     Menaksir Tinggi Pohon
1.     Kita berjalan dari pohon sejauh 11m, sebut saja titik B
2.   Di titik B, berdiri seorang temanmu (diam) dengan sebatang Tongkat. Lalu kita maju 1m ke titik C.
3.   Di titik C, kita bertiarap dan intai ujung atas pohon melalui Sisi tongkat. Perhatikan tinggi pohon terletak dimana pada Tongkat. Sebut itu titik D tinggi pohon adalah titik E
4.     Maka tinggi pohon (AE) adalah 12 x BD.
5.     Rumus tingginya AE = 12 BD

b.     Menaksir Tinggi Tiang Listrik / bendera
1.     Tinggi Tongkat (AB) missal adalah 160cm
2.     Tinggi tiang listrik dimisalkan CD
3.     Banyangan tongkat misalkan 20cm. jadi perbandingan 20 : 160 = 1: 8
4.   Jika panjang bayangan tiang listrik di tanah 80cm,menaksir tinggi tiang dengan cara mengalikanya 
dengan skala perbandingan tongkat
Tinggi Tiang = 80cm x 8 = 640cm = 6,4m

MENAKSIR KECEPATAN ARUS SUNGAI
a.     Kita tentukan 2 titik di tepi sungai / selokan, sebut saja titik A dan B
b.  Jaraknya jangan terlalu jauh, 2m,5m, atau 10m (usahakan mencari lintasan air yang lurus, tidak banyak rintangan)
c.    Lalu di titik A kita hanyutkan benda yang ringan dan mengapung, benda akan terbawa arus ke B.
d.     Hitung waktu dari mulai titik A sampai benda itu sampai ke titik B.
RUMUS Kecepatan Arus adalah V = Jarak / waktu jarak 10m, waktu tempuhnya 4,5 detik. 
Kecepatan arus adalah = 10m : 4,5detik = 22m/dtk

15 August 2016

Mengenal Teknik Panjat Tebing

Sejarah
Aktivitas panjat tebing sudah dikenal masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang burung atau sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.

Pengertian
Panjat tebing atau istilah asingnya dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya. Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45o dan mempunyai tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).

Sistem Pemanjatan
System pemanjatan dibagi menjadi dua :
  • Himalayan system
Pemanjatan system Himalayan ini adalah pemanjatan yang dilakukan dengan cara terhubungnya antara titik start (ground) dengan pitch / terminal terakhir pemanjatan, hubungan antara titik start dengan pitch adalah menggunakan tali transport, dimana tali tersebut adalah berfungsi supaya hubungan antara team pemanjat dengan team yang dibawah dapat terus berlangsung tali transport ini berfungsi juga sebagai lintasan pergantian team pemanjat juga sebagai jlur suplai peralatan ataupun yang lainnya
  • Alpen system
Lain halnya dengan system diatas, jadi antara titik start dengan pitch terakhir sama sekali tidak terhubung dengan tali transpot, sehingga jalur pemanjatan adalah sebagai jalur perjalanan yang tidak akan dilewati kembali oleh team yang dibawah. Maka pemanjatan dengan system ini benar-benar harus matang perencanaanya karena semua kebutuhan yang mendukung dalam pemanjatan tersubut harus dibawa pada saat itu juga.

Dilihat dari bentuk penggunaan peralatan panjat tebing terbagi menjadi 2 kelompok besar :
  • Artificial climbing :
Merupakan pemanjatan yang mana didalam pergerakannya sepenuhnya didukung oleh alat dan pemanjat tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan alat tersebut. Peralatan selain sebagai pengaman juga sebagai tumpuan untuk menambah ketinggian dalam melakukan pemanjatan tersebut. Perlu diingat bahwasannya untuk dapat bergerak cepat dan aman dalam melakukan pemanjatan bukan disebabkan karena adanya peralatan yang super modern melainkan lebih diutamakan pada penggunaan teknik yang baik.
  • Free climbing :
Adalah pemenajatn yang mengunakan alat hanya semata-mata untuk menambah ketinggian dan alat berfungsi sebagai pengaman saja tetapi tidak mempengaruhi gerak dari pemanjat. Walaupun dalam pemanjatan tipe ini pemanjat diamankan oleh seorang belayer namun pengaman yang baik adalah diri sendiri.
Sedangkan untuk pengembangan dari jenis pemanjatan free climbing itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu :
  • Top rope : pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya
  • Solo : pemanjatan yang dilakukan seorang diri dengan merangkap fungsi sebagai Leade, Cleaner dan Belayer. Sedangkan solo sendiri juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Solo artificial climbing
b. Solo free climbing

Teknik Dasar
Seorang pemanjat harus bisa memahami tebing yang akan dipanjat, bagaimana kontur tebing tersebut, apa saja peralatan yang nantinya akan dipergunakan, dan kalau bisa tahu secara detail bagaimana bentuk pegangan dan celah-celah yang ada pada tebing tersebut yang paling utama pemanjat harus bisa menentukan jalur pemanjatan, cara pemasangan dan penggunaan peralatan yang benar, hal itu akan menjadi safety standart prosedur dalam pemanjatan sehingga menjadi support tambahan bagi kesuksesan dalam melakukan pemanjatan.
Teknik pemanjatan dikelompokkan sesuai bagian dengan tebing yang dimanfaatkan untuk memperoleh gaya tumpuan dan pegangan, yaitu :
  • a. Face Climbing
Yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki maupun pegangan tangan
  • b. Friction / Slab Climbing
Teknik ini hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu
  • c. Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang digunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak

Dengan cara demikian dan beberapa pengembangan, dikenal teknik-teknik berikut ;
  • a. Jamming
Teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu lebar. Jari-jari tangan, kaki atau tangan dapat dimasukkan / diselipkan pada celah sehingga seolah-olah menyerupai pasak
  • b. Chimneying
Teknik memanjat celah vertical yang cukup besar. Badan masuk diantara celah dan punggung menempel disalah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke sisi tebing belakang. Kedua tangan diletakkan menempel pula dan membantu mendorong serta membantu menahan berat badan.
  • c. Bridging
Teknik memanjat pada celah vertikal yang lebih besar (gullies). Caranya dengan menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua celah tersebut. Posisi badan mengangkang kaki sebagai tumpuan dibantu juga tangan sebagai penjaga keseimbangan.
  • d. Lay back
Teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan tangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan punggung miring sedemikian rupa untuk menempatkan kedua kaki mendorong kedepan dan kemudian bergerak naik silih berganti.
  • e. Hand traverse
Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertukal sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
  • f. Mantelself
Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi namun cukup besar untuk diandalkan untuk tempat brdiri selanjutnya. Kedua tangan dgunakan untuk menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengngkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Sebagaimana panjat tebing ialah memanfaatkan cacat batuan untuk menambah ketinggian sehingga seorang pemanjat dituntut berani, teliti dan terampil juga dalam kemampuan berfikir yang tepat dalam bertindak dengan keadaan yang terbatas untuk membuat keputusan menyiasati dan memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat, cepat dan aman.

Prosedur Pemanjatan
Tahapan-tahapan dalam pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut :
Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti penganman yang dipakai Leader.
Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba pemanjatan
Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk mengamankan pemenjat berikutnya.
Peralatan Penting
Adapun jenis-jenis peralatan yang biasa digunakan untuk panjat tebing adalah :
– Tali (Karn Mantel)
– Webbing
– Carabiner screw dan non screw
– Piton (pasak tebing)
– Ascender (alat untuk naik pada tali)
– Descender (alat untuk turun pada tali)
– Eterier (tangga tali)
– Chock friend
– Harness
– Hamer
– Hand drill
– Magnesium
– Sepatu dan helm
– Chock stopper
– Chock hexentrix
– dll
Simpul-simpul Penting
Simpul-simpul dasar yang biasa digunakan pada panjat tebing adalah sebagai berikut :
– Simpul delapan (figure of eight knot)
– Simpul delapan ganda (double lub figure of eight knot)
– Simpul nelayan (fisherman knot)
– Simpul perusik
– Simpul pangkal (eliver hitch)
– Simpul pita
– Simpul bowline
– Simpul jangkar
– Simpul belay (Italian hitch)
– Simpul kupu-kupu
– dll

31 July 2016

Arti kiasan Badge Kwarda Jawa Barat

Sebagaimana badge kwartir daerah lainnya di Indonesia, lencana wilayah atau lambang kwarda Pramuka Jawa Barat pun mempunyai makna kiasan. Makna atau arti kiasan ini menggambarkan aspirasi, semangat, dan cita-cita pramuka Jawa Barat. Mengingat pentingnya, tentu arti kiasan ini perlu diketahui oleh segenap anggota Gerakan Pramuka terutama yang berdomisili di wilayah Jawa Barat.
Sebagai mana diketahui, lencana wilayah atau badge kwartir daerah merupakan salah satu tanda satuan sebagai bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Penggunaannya selain sebagai alat pendidikan (dengan makna kiasan yang terkandung di dalamnya) juga dimaksudkan sebagai tanda pengenal satuan yang dapat menunjukkan suatu lokasi, wilayah atau kwartir daerah tempat seorang pramuka tergabung. Demikian juga dengan lencana kwartir daerah Jawa Barat. Pramuka yang mengenakan tanda satuan ini berarti anggota pramuka yang tinggal dan terdaftar di kwartir daerah Jawa Barat.
Pemasangan logo atau tanda satuan lencana daerah pada pakaian seragam pramuka adalah di lengan baju sebelah kanan. Letaknya di bawah tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan. Baik pada anggota Gerakan Pramuka putra maupun putri bentuk, cara, dan lokasi pemasangannya adalah sama. Khusus bagi anggota pramuka golongan siaga,penggalang, penegak, dan pandega yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), di bawah badge kwarda dapat diletakkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) maksimal lima buah.

Bentuk Lambang Kwartir Daerah Jawa Barat

Logo, lambang atau badge kwartir daerah Jawa Barat berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar kuning. Di bagian atas lambang terdapat tulisan "JAWA BARAT" berwarna merah pada dasar berwarna putih. Di bawahnya terdapat berbagai gambar meliputi gedung sate, sepasang kitri, lingkaran putih hitam, dan pita dengan tulisan "Gemah Ripah Repeh Rapih". Masing-masing gambar tersebut mempunyai makna (arti) kiasan yang selanjutnya akan disampaikan. 

Adapun bentuk gambar lambang, badge, atau lencana kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat adalah sebagai berikut:


Arti atau Makna Kiasan Lencana Kwarda Jawa Barat

Sebagaimana di sampaikan di awal artikel, lencana daerah, badge kwartir daerah, lambang atau logo kwarda Jawa Barat ini tidak sekedar menunjukkan pemakainya terdaftar sebagai anggota pramuka Jawa Barat belaka. Namun lambang ini juga mempunyai makna atau arti kiasan sebagai media pendidikan bagi pemakaianya. Makna ini menyiratkan aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat.
Arti kiasan yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut: 

Tameng 
melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukkan ketahanan dan kekuatan 

Gedung Sate 
melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat 

Tusuk Sate 
melambangkan Tujuan Pendidikan Kepramukaan; yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila 

Atap atas berjumlah 3 (Tiga) lapis 
menunjukkan Tri Satya Pramuka 

Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan 
menunjukkan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing 

Jendela Atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) jadi berjumlah 10 (Sepuluh) buah 
menunjukkan Dasa Dharma Pramuka 

Tangga yang berjumlah 4 (empat) 
menunjukkan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegek dan Pandega 

Dua buah kitri 
menunjukkan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukkan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan 

Akar panjang yang menusuk tanah 
menunjukkan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat 

Lingkaran atas yang berwarna putih 
melambangkan peserta didik pada awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik Putra maupun Putri 

Lingkaran bagian bawah berwarna hitam 
melambangkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka 

Pita/tali 
melambangkan pengikat kesatuan arah dalam Pendidikan Pramuka 


Arti Kiasan Warna

Warna Putih 
melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan 

Warna Kuning 
menunjukkan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan 

Warna Hitam 
merupakan lambang pembinaan 

Warna Hijau 
menujukkan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan 

Warna Merah 
melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak 

Para pramuka, terutama anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat, itulah bentuk, gambar, arti, dan makna kiasan lambang kwarda Jawa Barat, serta cara mengenakannya dalam pakaian seragam pramuka. Semoga mampu memberikan inspirasi, semangat, dan memotivasi kita semua.

23 July 2016

11 Tips Menjadi Pemimpin Terhebat

Ingin Menjadi Seorang Pemimpin Yang Hebat dan memiliki Wibawa di Hadapan Anak Buahnya, Ini dia 11 Tips Menjadi Pemimpin Terhebat :


1. Visioner
Pemimpin punya pemahaman yang jelas tentang mau dibawa ke mana perusahaan/organisasinya dan memiliki strategi yang jelas untuk mencapainya.

2. Berkomunikasi dengan baik
Pemimpin yang baik bisa memastikan pesan yang disampaikannya diterima oleh setiap orang dalam organisasi dengan persepsi yang sama dan jelas.

3. Bersahabat dan membumi
Kemampuan seseorang untuk menjadi teman yang menyenangkan akan membantu seorang pemimpin untuk membangun relasi dan mengembangkan semangat tim yang baik.

4. Membuat orang lain melakukannya
Disebut pemimpin karena dia memimpin, dan pekerja disebut demikian karena dia bekerja. Pemimpin yang baik mampu mendorong orang lain untuk melakukan tugasnya, dan bukan melakukan sendiri semua tugas-tugas itu.

5. Paham tentang bidang yang digeluti
Tidak hanya sekedar visioner dengan strategi dan arah yang jelas, pemimpin yang baik paham benar seluk beluk, kekurangan dan kelebihan, risiko serta segala hal tentang bidang yang digeluti.

7. Jadi panutan
Pemimpin berada di garis depan dan memberikan pengaruh yang baik bagi perusahaan dan bawahannya. Dalam segala hal dirinya mampu menjadi teladan.

8. Mudah untuk dinilai
Berubah-ubah sikap untuk menyamarkan citra diri yang sesungguhnya, ini bukan sikap pemimpin yang baik. Seorang pemimpin mengambil sikap yang jelas tentang bagaimana dia akan mendengarkan, menyampaikan sesuatu, melihat dan menilai sesuatu, serta konsisten dengan sikapnya itu.

9. Memiliki kharisma
Beriringan dengan citra dan kemampuan berkomunikasi yang baik, pemimpin yang baik memiliki sesuatu yang istimewa di dalam dirinya yang membuat orang lain pun merasakannya.

10. Sangat tekun
Tidak cukup hanya punya skill, pemimpin yang baik sangat tekun dalam pencapaian tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Pemimpin bisa sangat kejam untuk itu, namun pemimpin yang baik melakukannya dengan cara yang sangat bersahabat.

11. Penuh semangat
Pemimpin yang baik membawa energi yang sangat besar bagi bawahannya, dan selalu ada semangat yang dikobarkan dalam setiap tugas yang diberikan, dalam setiap bidang yang ditangani.

Semoga 11 Tips Menjadi Pemimpin Terhebat bermanfaat bagi Anda.

22 July 2016

Lambang Gerakan Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.Gerakan Pramuka menggunakan Silhouette tunas kelapa sebagai lambang organisasi kepanduan di Indonesia.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soenardjo Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian dan kemudian digunakan sejak 14 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.



Bentuk dan Arti Kiasan

Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
  1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
  2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
  3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
  4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
  5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
  6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang

Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka. Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang gerakan pramuka tersebut.

Gambar lambang gerakan pramuka dalam ukuran tabel :

Sudahkan Gugus Depan Kakak Mengisi Form Akreditasi Gugus Depan?


GUGUSDEPAN disingkat Gudep adalah kesatuan organik terdepan dalam Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota muda.



GUGUSDEPAN merupakan ujung tombak pendidikan kepramukaan yang didedikasikan untuk:
  • memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan nilai-nilai kepramukaan dengan menerapkan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan,
  • merupakan wadah pembinaan bagi anggota muda dan anggota dewasa,
  • meningkatkan mutu kehidupan, masyarakat khususnya kaum muda.
Untuk menopang fungsi tersebut, GUGUSDEPAN harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara terus-menerus, baik masukan, proses pendidikan kepramukaan maupun keluaran berbagai program dan layanan yang diberikan kepada anggotanya.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, GUGUSDEPAN harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, GUGUSDEPAN harus diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan benar, GUGUSDEPAN akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai ujung tombak pendidikan kepramukaan dan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan.
Berdasarkan ‘peraturan perundang-undangan’ yang berlaku dan berbagai pertimbangan tersebut di atas, Kwartir Nasional melakukan akreditasi bagi seluruh GUGUSDEPAN di Indonesia.
Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar nasional pendidikan.
Akreditasi Sekolah/Madrasah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh BAN – S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan.
Sedangkan Akreditasi GUGUSDEPAN adalah seluruh proses kegiatan evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen GUGUSDEPAN terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program pendidikan kepramukaan, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Komitmen tersebut dijabarkan ke dalam sejumlah standar akreditasi.

Untuk melakukan proses Akreditasi bisa klik link DISINI

20 July 2016

Keakraban antara Panitia dan Peserta Sebelum Upacara Penutupan WGA 8 Tahun 2015




Berikut adalah tayangan pengisi hiburan yang menandakan keakraban antara Sangga Kerja dan Peserta, sambil melepas lelah dan menunggu hasil Pengumuman Kejuaraan Lomba Wide Games Ambhaksada 8 Tahun 2015.

Seragam Pramuka

Seragam Pramuka adalah pakaian yang digunakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka Indonesia yang berfungsi sebagai sarana pendidikan dan identitas bagi anggotanya guna meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Sedangkan tujuan penggunaan Seragam Pramuka adalah agar anggota Pramuka yang mengenakannya dapat berahlak sesuai Satya dan Darma Pramuka, memiliki jiwa korsa dan berdisiplin Warna seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut dipilih karena merupakan salah satu warna yang digunakan para pejuang Indonesia ketika masa perang kemerdekaan.

Jenis-Jenis Seragam Pramuka 
  • Seragam harian, Pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka melakukan kegiatan kepramukaan harian. Namun Pakaian Seragam Harian dapat juga dikenakan pada waktu mengikuti upacara dan melakukan kegiatan kepramukaan lainnya. Pakaian ini bisa disebut pakaian utama seorang Pramuka. Setiap anggota Pramuka wajib memiliki minimal satu stel Pakaian Seragam harian.
  • Seragam kegiatan,Pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka melakukan kegiatan di lapangan atau kegiatan olah raga. Alasan penggunaan pakaian ini adalah agar lebih mudah ketika melakukan aktivitas yang diperlukan. Anggota Gerakan Pramuka tidak harus memiliki seragam jenis ini. Namun sangat direkomendasikan untuk memilikinya. 
  • Seragam upacara,Pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka mengikuti Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan, Upacara Hari Pramuka, Upacara Pelantikan Pengurus/Mabi, Upacara Pembukaan dan Penutupan Kegiatan Nasional, ketika menghadiri upacara lain dimana TNI mengenakan Seragam PDU IV dan acara resmi kepramukaan di luar negeri. Pakaian seragam ini tidak dapat dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka. Yang boleh mengenakannya hanyalah Andalan dan Majelis Pembimbing mulai dari tingkat Kwartir Cabang sampai Kwartir Nasional. 
  • Seragam khusus, Pakaian yang dikenakan karena pertimbangan khusus. Seragam khusus terdiri atas Pakaian Seragam Muslim dan Pakaian Seragam Tambahan. 
  • Seragam Muslim, Pakaian yang dikenakan karena pertimbangan agama Islam. Hal ini untuk mengakomodir anggota muslim terutama putri untuk dapat mengenakan jilbab tanpa melanggar aturan. 
  • Seragam tambahan, Pakaian yang bersifat situasional dan dapat dikenakan oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka.
Kelengkapan Jenis Seragam Pramuka
Setiap Pakaian Seragam Pramuka memiliki kelengkapan-kelengkapan yang terdiri atas:
  1. Tutup Kepala 
  2. Baju Pramuka 
  3. Rok atau Celana 
  4. Setangan Leher 
  5. Ikat pinggang 
  6. Kaus kaki 
  7. Sepatu 
  8. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka

Sejarah Pramuka Indonesia

Scouting yang di kenal di Indonesia dikenal dengan istilah Kepramukaan, dikembangkan oleh Lord Baden Powell sebagai cara membina kaum muda di Inggris yang terlibat dalam kekerasan dan tindak kejahatan, beliau menerapkan scouting secara intensif kepada 21 orang pemuda dengan berkemah di pulau Brownsea selama 8 hari pada tahun 1907. Pengalaman keberhasilan Baden Powell sebelum dan sesudah perkemahan di Brownsea ditulis dalam buku yang berjudul “Scouting for Boy”.

Melalui buku “Scouting for Boy” itulah kepanduan berkembang termasuk di Indonesia. Pada kurun waktu tahun 1950-1960 organisasi kepanduan tumbuh semakin banyak jumlah dan ragamnya, bahkan diantaranya merupakan organisasi kepanduan yang berafiliasi pada partai politik, tentunya hal itu menyalahi prinsip dasar dan metode kepanduan.

Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi perkembangan jaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa.

Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku mandataris MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.

Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.

Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961. Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.

Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA.